Memar benar mukamu
Serupa belatung didalamnya
Pasti air akan keruh kau kaca
“Inikah aku?”, tanyamu
Ha-ha, tentu! Sebegitu kelam di pandang
Tak ada harapan
“Biar saja mati!”, begitu kata Pagi sinisnya
Pantas saja! Kau si Anjing tak berkalung,
Makan pun dari mencuri kepada tikus
Atau memelas pada kucing tertawa
Menyedihkan benar kau Anjing kecil, tubuhmu penuh
tukak
“Usir sajalah dia dari hidup!”, bahkan Malam ikut
bicara
Bagaimana ia bisa mencari makan jika ia hanya seekor
anjing?
Mungkin benar, “Mati sajalah dia! Pergi dari nyata!”
Takkah ia sadar segala ada hanya semu menjelma?
Ha-ha, naif benar si Anjing tukak ini
Menangis pun janganlah, tak usah!
Untuk apa? Kau fikir masih ada telinga di tempat
sampah itu?
Lompat saja kesungai, lalu minum airnya sampai pecah
Bersujud pun percuma
Tak ada lagi kasih di tanah ini untuk kita
Bahkan aku pun hanya maya dari cerminmu: Si
Anjing Tukak