Kamis, 21 April 2022

Selamatkan Aku

Ku susuri sisa jalan ini, kasih
Lorong redup tanpa ujung
Sesak dadaku

Kubiarkan perasaan menghadirkanmu
Memenuh-sesaki fikiran
Hanya itu yang ku punya sekarang
Seluruh ingatan yang tertinggal
Yang menimpali bau lumut-lumut lembap di dinding masa lalu

Dalam gelap yang terus memburuku
Lemah harapan merintih-rintih
Adakah kau di ujung keputusasaan ini menungguku?

Sayang, hukum aku dengan apapun
Asal kau ada dalam jangkauku. Lagi
Pukul aku dengan seribu makian dan amarah
Namun peluk aku dalam cintamu. Lagi

Tanpamu adalah siksa yang tak mampu kukuasai
Kau sungguh keindahan penyembuh
Kau sungguh anggun yang memenuhi ruang nafasku
Adakah kau di ujung keputusasaan ini menunggu?
Atau lara yang kan menarik menuju kelam paling dalam nan abadi?

Selasa, 12 April 2022

Malam 10 Ramadhan

Aku menemuimu kembali malam ini
Untuk resah yang masih tak tersembuhkan
Untuk kerinduanku padanya yang terus menjangkiti

Tak kutemui kata yang paling mendekati makna sesal
Tak kutemui kata yang cukup sempurna mewakili kekosongan ini
Aku terhempas-hempas dalam gelap yang kucipta

Pada malam khidmat ini, ketika cahayamu menerangi setiap hati makhluk
Aku tetap merinduinya
Senyumnya terus menghantui, memenuhi
Di kediaman yang terus mencabik-cabik ruang-waktuku

Aku menemuimu kali ini untuk keputusasaan yang tak lagi terhitung
Aku menyerah padamu atas nyata yang tak kukehendaki
Kali ini, bisiki aku akhir dari kisah panjang
Isyaratkan padaku ayat-ayat yang kan menyembuhkan
Segenap hatiku meminta kemurahanmu

Aku menemuimu di malam sunyi tempat kutumpahkan seluruh tangisku
Aku kehilangan makna
Aku kehilangannya