Jumat, 25 September 2015

Malam Tanpamu

Bu, rehatkan rindumu
Senja sekali sudah, bu
Aku kan berpulang pada masanya, tepat sebelum lelapmu
Janjiku, bu

Kan menjaga malam dan gemintang dikiri-kananmu
Pun dlm gontai sempoyongan, selalu ada tempatmu dlm doa
Tak ada kata yang lebih rindu dari inginku ini
Tapi aku belum kenyang, aku belum lega utk berlari dari

Aku kan berpulang pada masanya, tepat sebelum ayah memegang tanganmu
Tepat sebelum Reksmi menggodamu
Karena tak ada yang lebih rindu dari resahku saat ini
Biar hitamku menemukan cahyanya sendiri

Selasa, 08 September 2015

Ironi (sapa terakhir)

Kita sama mengiring pagi namun tak berjumpa pada senja
Tapi tak apa, mereka sama oranyenya
Yang fajar pecah
Sedang senja begitu senyapnya
Indah bukan?

Lalu kita saling mencubit dibibir ini
Lihatlah siang ini hilang
Tak cerah
Tinggal bangku-bangku basah berusaha hidup dalam lapuknya
Sepi
Pun semua sudah mati bukan?
Habis dibunuh badai  tadi
Ya!
Membunuh mauku
Membunuh jejakmu

Dan kita apakan resah ini nanti?
Ah entahlah, ada lega dalam dada
Jika nokhta secercah masih
Simpan saja!
Atau bunuh bersama doamu
(seperti biasa)