Aku lahir dari rahim langit. Besar di pulau bumi paling barat, paling hujung, jauh dan sepi. Tempat berpulangnya siang. Aku pengembara yang terus mencari alasan kenapa aku dilahirkan ke bumi. Namun aku percaya, suatu saat kelak aku akan kembali ke langit yang diwariskan hanya untukku. Menjadi pemimpin angkasa. Melalui sajak-sajak ini aku meninggalkan jejak, tentang rasa, tentang Cinta.
Kamis, 03 Desember 2020
Jatuh
Minggu, 06 September 2020
Aku Fikir Aku Belum Mencintai Seluruhmu
Selasa, 18 Agustus 2020
Teka Teki Ketetapan Ilahi
Minggu, 05 Juli 2020
Pesan Bapak
Senin, 06 April 2020
Ikutlah Bersamaku
Selasa, 31 Maret 2020
Ada Semesta di Kepalaku: Tentang Kebodohan
Terkadang hasrat ingin menyakiti, menghancurkan orang lain atas kebodohannya, muncul menguasai benakku
Mereka orang-orang disekeitarku! Mereka harus hancur!
Aku tak henti-hentinya melihat dengan mata dan hatiku betapa manusai-manusia disekelilingku begitu menyedihkannya
Oh tidak! Nyaris dari seluruh mereka manusia ini
Mereka berjanji, mereka mengingkarinya
Mereka memohon, mereka mengkhiantainya
Mereka menangis, mereka menertawai diri mereka sendiri
Berkali-kali mereka lalim kepada diri mereka sendiri
Hasrat ini semakin hari semakin menyesak di dadaku
Tapi pada akhir renungan, lagi-lagi yang kupilih untuk kuhancurkan adalah justru diriku sendiri
Bukan mereka!
Mereka makhluk tak berdaya
Bahkan mereka bodoh, mereka tak mengetahuinya
Semesta-semesta di kepala mereka lenyap ditelan dunia
Di telan kekayaan-kemiskinan
Di telan kepintaran-kenaifan
Di telan kelapangan-kesempitan
Di telan kemolekan-keburukan
Makin aku hidup, makin aku ingin mengakhiri kehidupan ini
Makin aku menikmati duniawiku, makin kering tenggorokanku rasanya
Makin aku berfikir, aku pun makin ingin menghancurkan diriku sendiri
Tuanku Yang Maha Agung,
Kepada kuasa yang ku akui maha besarnya, yang menguasaiku dan seluruh apa yang tampak dan tak tampakku, dengan segenap kerendahan diri dan berlaksa mohon ku sujudkan kepalaku serendah-rendahnya menghadap-Mu:
Ampuni kami.