Bapakku berkaca:
Oh rambutku udah ada ubannya
Oh mataku udah sipit
Oh pipiku udah peyot
Oh kupingku udah mulai lemah
Oh, aku, udah, tua
Bapakku melihat lagi jauh ke kaca lemari itu
Lemari yang sudah lapuk
Lemari yang puluhan tahun menyimpan isi hatinya, menyimpan kebenaran
Dia tersenyum kecil: kecewa, menyesal
Ah ternyata surga itu tak ada
Ah ternyata neraka itulah diriku, perbuatanku, fikiranku
Bapakku lantas beranjak dari kacanya, mencariku
Bapakku mencari di belakang rumah, dekat selokan tempatku bermain dulu
Dekat pohon jambu kelutuk
Dekat kebun sawit milik perusahaan malaysia
Bapak mencariku kemana-mana
Bapak tak menemukan anak kecilnya
Ih aku lupa
Ih aku malu
Ih ih ih, bapak menangis
Nak, jangan kemana-mana, jangan mencari-cari
Karena tak ada mana-mana itu!
Karena tak ada cari-cari itu!
Jadilah orang baik, baik sebagaimana baik yang kau pahami