Minggu, 11 Oktober 2015

Sesederhana itu

Meski ajaib, meski tak masuk akal
Entah degup yang bagaimana yang berdentuman ini
Tapi ku tak mau ada cemas padaku
Biar saja!
Aku menyayangi sama sederhananya dengan bernafas
Tak perlu ku pusingkan
Hanya ingin terus ada untuk hidup

Entah lega teramat yang seperti apa
Layaknya doa berbalas, kau datang dengan sayayapmu
Entah untuk apa
Entah untuk siapa
Dan sekali lagi, ku tak mau ada cemas padaku
Ku biarkan kau tanpa asalmu
Ku biarkan kau tanpa usulmu
Yang ku pasrahkan candu benar-benar mendekap
Karena cinta pun lebih sederhana
Cukup ku tutup mata, dan kau hadir menjelma

Sebelum benar-benar malam mempesiang jasadku
Melumatnya tanpa ampun
Sebelum bibirku benar-benar pasih
Entah cah'ya centil macam apa jelmamu menjemputku ke perut kelam
Yang ronamu dalam gelap  seperti dekap ibu yang ku rindukan

Bila tuntunmu membunuhku,
Bila kau jelma malam yang lebih gelam,
Ku pasrahkan candu ini membunuh
Karena dalam gelap, kan sama matinya aku
Sesederhana itu

Senin, 05 Oktober 2015

Ketetiadaaku

Aku lupa bahwa aku berasal dari ketetiadaan
Aku lupa bahwa aku hanya sepeluk bayi cengeng
Aku lupa aku tak bisa berlari
Aku lupa pun aku

Aku lupa bahwa aku berasal dari ketetiadaan
Tak bertempat.
Tiada bersukma. Lupa bahwa akulah hampa sempurna
Kosong
Tiada
Kemudian ada. Sementara
Lantas lenyap selamanya

Aku lupa bahwa aku si penangis itu
Lupa betapa tak pedulinya aku pada hari ini
Pada langit siang ini
Hanya untuk bermain!
Pergi tertawa
Bukan untuk hidup dan peduli dengan semua omong kosong ini

Aku lupa untuk setia pada ketetiadaanku
Aku lupa untuk ingat ketetiadaanku
Aku lupa betapa tiadanya aku
Lupa betapa aku pernah ingat
Aku lupa.
Ingat untuk lupa