Kamis, 04 April 2024

Terimalah Sujudku

Eunoiaku, maafkan aku
Aku belum mampu menjadi imam dan guru yang baik bagimu
Aku tak cukup baik untuk menjadi supir menuju syurga hakiki itu

Maghrib yang khitmad ini, diatas loteng dengan semilir angin senja penuh sendu, bersebar walet-walet mencari makan; ramadhan akhirnya datang ke hatiku
Cahya Illahi menyentuh kalbu

Eunoia kekasihku
Perlahan gelap melingkupi dunia singgah kita
Hadirmu adalah syukurku tak terkira
Allah begitu menyayangiku, si makhluk berlumur lumpur kegelapan ini
Semoga aku selalu diberi jalan untuk kembali pada-Nya, begitupun kau

Walet-walet telah pulang ke sarang
Serangga-serangga mulai bersorak dari balik reremputan
Namun lamunku tetap tinggal pada dosa-dosa yang aku torehkan pada kanvas kehidupan

Bintang gemintang mulai terbit berkdip-kedip
Dingin yang menghampiri tak mampu mengalahkan hangatnya kasihmu
Namun aku masih dalam resah bersalah yang menggunung dipundakku
Akankah aku tetap dipercayakan untuk menjagamu?
Akankah aku masih pantas membersamaimu bidadari syurga-Nya?

Eunoia kekasihku, maafkan aku
Izinkan aku mensucikan lagi cinta ini
Izinkan aku untuk terus memperbaiki luhur niatku
Karena kepada-Nya lah kita kan diminta pertanggung jawaban


Lubuk Pakam, 24 Ramadhan 1445 H

Kamis, 07 Maret 2024

Sabda Iblis

Kalian takkan pernah memilikiku
Jikapun kalian dapat menyentuhku, itu karena kerendahan hatiku meminjamkannya padamu
Kalian takkan pernah menundukkanku
Jikapun lembut sikapku, itu karena keibaanku pada lemah dirimu
Kalian takkan pernah memutar arahku
Jikapun kalian dapat perhatianku, itu karena kebodohanmu mengganggu
Kalian takkan pernah memerintahkanku
Jikapun aku mengikutimu, itu karena aku ingin menyaksikan kejatuhanmu

Aku muak!
Keangkuhan kalian membuatku murka
Kalian memaksaku memuntahkan makian
Membuatkan ingin menyakiti
Menghancurkan
Melenyapkan

Ketahuilah, manusia!
Aku hanya hidup dalam altar kedamaianku
Aku hanya peduli atas hasrat dan keinginanku
Aku takkan hidup untuk hidupmu
Aku takkan peduli atas apa yang kalian pedulikan
Selamanya begitu, dengan atau tanpa adamu

Sabda iblis yang terbelenggu di dalam tubuh
Sabda iblis yang memaksa bangkit mengambil alih
Sabda iblis yang menyiksa akal
Sabda iblis yang telah merajai ruang-ruang kesunyian
Sabda iblis dari palung kegelapan

Iblis ini bernama: Aku

Jumat, 09 Februari 2024

Bahkan Engkau, Sayang

Pada akhirnya segala sepi ini pun tak mampu kubagi padamu
Pada saatnya ironi ini pun sampai juga padaku
Takut yang aku khawatirkan
Khawatir yang kuenggani

Tak ada satu pun bahkan engkau mampu melihat isi
Kalian hanya mengcemaskan kulit-kulit semu:
Disibukkan oleh pengalih-pengalih yang hanya akan membasahi dahaga nafsu, yang kan menjebak agar tetap hidup dalam mimpi tak berujung
Hal remeh temeh yang kelak akan menjadi abu ditaman, termakan waktu, lalu lenyap pula ketika kita akhiri hidup yang fana ini
Tak satupun selain aku yang mengerti betapa rasa dan makna lebih esensi
Bahkan engkau

Sesal tak akan menyerangku malam ini
Aku telah mengetahui betapa luka ini akan datang untuk kutelan atau justru menelanku pada waktunya
Duka ini tak mengejutkanku
Keibaan akan sejati menemani mereka yang telah lama kehilangan jiwa, pun aku

Pada akhirnya aku tetap sendiri, tak mampu kubagi resah ini
Indahmu akan tergores, kan mengaburkan senyum ayumu
Senyum yang sangat aku cintai

Tak satupun selain aku yang menjagamu layaknya aku
Tak satupun selain aku yang menikahimu layaknya aku
Tak satupun selain aku yang akan terus menelanjangimu layaknya aku
Hanya kepadamu aku menjaga
Hanya kepadamu aku menikah
Hanya untukmu aku telanjang
Tak satupun bahkan kau yang mampu melihat bungkus-bungkus palsu ini


Lubuk Pakam, 9 Februari 2024