Kamis, 16 Maret 2023

Sajak Terakhir

Aku lanjutkan sajak tertunda ini.

Akhir-akhir ini jakarta sangat hujan
Serupa badai, gerimis subuh ini juga pasti akan berlalu
Begitupun musim semi nan indah
Takkan ada satupun yang luput dari keberakhiran
Takkan ada satupun yang luput dari kekuatan semesta
Sebab sementara adalah pasti.

Dan sepertinya
Memang tak ada yang perlu disesali atas perpisahan ini
Hanya menunggu waktu
Entah itu aku atau engkau
Entah itu kemarin lalu, atau hari ini
Kita tetap akan pada akhir yang sama
Kau hanya lebih dulu berani ketimbang aku
Dan aku hanya lebih dulu menyerah ketimbang engkau

Di kota persinggahan ini
Manusia seolah tak pernah tertidur
Bergantian kami mengisi pagi dan malam
Berusaha mengimbangi kesibukan
Berusaha melampaui lelah
Berusaha melupakan sesakit masing-masing

Kau tau?
Kebersamaan yang pernah, benar begitu berharganya bagiku
Aku belajar menyayangi
Aku belajar memahami
Aku pun belajar menjadi diri yang berkembang

Namun aku menyadari, bahwa cinta bukan teruntuk manusia!
Kau takkan mampu menampung betapa besarnya rasa dan harapan
Begitupun aku, aku takkan pernah mampu menerjemahkan kasihmu padaku
Begitu pun orang-orang setelahmu, orang-orang setelahku
Kita hanya terus tersesat dalam permainan rasa

Setelah kepergianmu, hadirmu kali ini membuat semua hal terasa menjadi netral bagiku
Aku tak pernah benar-benar duka
Aku tak pernah benar-benar bahagia
Aku tak pernah benar-benar ingin
Aku tak pernah benar-benar kecewa
Aku tak pernah benar-benar marah
Aku tak pernah benar-benar engkau lagi
Aku benar-benar menjadi manusia seutuhnya

Dan kufikir ini akan jadi pesan terakhirku pada kesunyian
Suara hatiku yang paling selesai yang ingin aku tuliskan tentangmu
Ini akan jadi dialog sendu penutup yang akan kubiarkan terjadi pada diriku
Kuharap kita kan menemukan kedamaian hati kita masing-masing


Jakarta, 16 Maret 2023