Tak henti-henti
November begitu basah
Desember ini juga sama
Diluar dingin mengundang rindu
Didalam yang rapuh menjamu resah
Tak henti-henti
Segala tanya terus mengusik
Aku diam siapa pemilik?
Akalku mandek
Hatiku pilek
Barangkali Tuhan sudah capek
Bermacam isyarat tiada ku amin
Entah aku yang begitu kaku, atau begok ini memang terlanjur membatu
Sesekali aroma hujan membawa senyumnya masuk
Selekas mungkin aku menampik
Seorang teman pernah menggoda, katanya, setiap hidup pasti akan merasai jatuh terpuruk
Oh, aku tau rasanya.
Barangkali aku harus berdamai, harus kuamini:
Entah itu november dan hujannya
Entah itu hidup yang sepedih ini